Kamis, 05 Desember 2013

Sedekah yang Paling Besar Pahalanya

Suatu ketika ada seseorang yang datang kepada Nabi SAW seraya bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?” Lalu, beliau menjawab, “Bersedekah selama kamu masih sehat, bakhil (suka harta), takut miskin, dan masih berkeinginan untuk kaya. Dan, janganlah kamu menunda-nunda sehingga apabila nyawa sudah sampai di tenggorokan maka kamu baru berkata, 'Untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian', padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli warisnya).” (HR Bukhari dan Muslim).

Salah satu pelajaran yang terkandung dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah di atas adalah anjuran kepada kita untuk bersegera bersedekah dan melakukan amal-amal baik lainnya. Tegasnya, berbuat baik itu jangan ditunda-tunda, harus segera dilaksanakan. Hal ini selaras dengan firman Allah SWT dalam al-Baqarah (2) ayat 148, “Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.”

Dalam hadisnya, Rasulullah SAW bersabda, “Perlahan-lahan dalam segala sesuatu itu baik, kecuali dalam perbuatan yang berkenaan dengan akhirat.” (HR Abu Dawud, Baihaqi, dan Hakim). Bila kita menunda-nunda amal kebaikan bisa menjadikan amal baik yang akan kita lakukan itu tidak terlaksana. Itu karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput diri kita.

Boleh jadi karena menunda-nunda amal, ajal keburu menjemput diri kita sehingga kita tidak sempat melakukan amal baik yang telah kita niatkan. Selain itu, bila kita menunda-nunda amal baik bisa menyebabkan niat kita menjadi berubah karena ketika kita menunda-nunda berbuat baik sama dengan membuka kesempatan pada hawa nafsu dan setan untuk mengganggu dan menggoda diri kita.

Karena, hawa nafsu dan setan senantiasa mengajak kepada keburukan dan menghalangi  kita berbuat kebaikan. Allah berfirman, “Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya, Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Yusuf [12] : 53).

Dalam ayat lain disebutkan, “Dan, sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.” (QS Az-Zukhruf [43] : 37). Untuk itu, bila kita mempunyai niat berbuat kebaikan hendaknya bersegera melakukannya agar kita segera memperoleh kebaikan dan sebagai upaya kita menyempurnakan kebaikan yang kita lakukan.

Di dalam atsar Abdullah Ibnu Abbas, dikatakan, “Tidak sempurna kebaikan kecuali dengan menyegerakannya karena jika disegerakan hal itu akan lebih menyenangkan pihak yang berkepentingan.” Akhirnya, mari kita renungi sebuah kisah sebagai ibrah dan mauizdah bagi kita untuk menyegerakan setiap kebaikan yang telah kita niatkan.

Dikisahkan, “Seorang saleh yang sedang berada di kamar mandi pernah memanggil budaknya dan menyuruhnya untuk memberikan sedekah kepada seseorang. Maka, budak itu berkata kepadanya, 'Mengapa tuan tidak bersabar dulu, hingga tuan keluar dari kamar mandi?' Dia menjawab, 'Saya mempunyai niat untuk berbuat baik dan saya takut niat itu berubah. Oleh karena itu, begitu mempunyai niat, saya segera mengikutinya dan melaksanakannya.'” Wallahu'alam.

Senin, 02 Desember 2013

HIKMAH DAN MANFAAT SEDEKAH

Hikmah Sedekah

10 Keutamaan dan Manfaat Sedekah

Sedekah asal kata bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata. Sedekah dalam pengertian di atas oleh para fuqaha (ahli fikih) disebuh sadaqah at-tatawwu' (sedekah secara spontan dan sukarela).

Di dalam Alquran banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum Muslimin untuk senantiasa memberikan sedekah. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah SWT yang artinya:

''Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberi kepadanya pahala yang besar.'' (QS An Nisaa [4]: 114).

Orang yang memberi petunjuk kepada kebaikan sama pahalanya seperti orang yang melakukannya. (HR. Bukhari).
  1. Amalan yang Utama
    Rasulullah SAW telah bersabda :
    “Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan diatas adalah yg memberi dan tangan di bawah adalah yang menerima”(HR. Muslim)

    Umar Bin Khathtab
    pernah berkata :
    “Sesungguhnya amalan-amalan itu saling membanggakan diri satu sama lain, maka sedekahpun berkata (kepada amalan- amalan lainnya),’Akulah yang paling utama diantara kalian’
  2. Melindungi dari BencanaRasulullah SAW pernah bersabda seperti dibawah ini :
    “Obatilah orang sakit diantara kalian dengan sedekah”
    Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan:
    “Sesungguhnya sedekah bisa memberikan pengaruh yg menakjubkan utk menolak berbagai macam bencana sekalipun pelakunya orang yang fajir (pendosa), zhalim atau bahkan orang kafir, karena Allah SWT akan menghilangkan berbagai macam bencana dengan perantara sedekah tersebut…”
  3. Berlipat Ganda Pahalanya
    Allah SWT telah berfirman :
    “Perumpamaan (infak yg dikeluarkan oleh) orang-orang yg menginfakan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui (QS.Al-Baqarah : 261)

    Rasulullah SAW juga bersabda :
    “Barangsiapa bersedekah senilai satu biji kurma yg berasal dari mata pencaharian yg baik—dan Allah tidak akan menerima kecuali yg baik—maka sesungguhnya Allah akan menerimanya dg tangan kanan-Nya, kemudian dipelihara untuk pemiliknya, sebagaimana seseorang diantara kalian memelihara anak kuda, sehingga sedekah itu menjadi (besar) seperti gunung”
  4. Dapat Menghapus Dosa dan Kesalahan
    Rasul SAW bersabda :
    “Bersedekahlah kalian, meski hanya dengan sebiji kurma. Sebab, sedekah dapat memenuhi kebutuhan orang yang kelaparan, dan memadamkan kesalahan, sebagaimana air memadamkan api”
    Beliau juga menasehatkan kepada para pedagang :
    “Wahai sekalian pedagang, sesungguhnya setan dan dosa menghadiri jual beli kalian, maka sertailah jual beli kalian dengan sedekah.”
  5. Menjadikan Harta Berkah dan Terus Berkembang
    Allah SWT berfirman :
    “Katakanlah,’Sesungguhnya Rabb-ku melapangkan rejeki bagi siapa yg dikehendaki diantara hamba-hambaNya dan menyempitkan bagi (siapa yg dikehendaki-Nya).
    Dan apa yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rejeki sebaik-baiknya.
    (QS.Saba’:39)
    Rasulullah SAW bersabda :
    “Sesungguhnya Allah akan mengembangkan sedekah kurma atau sepotong makanan dari seorang diantara kalian, sebagaimana seseorang diantara kalian memelihara anak kuda atau anak untanya, sehingga sedekah tersebut menjadi besar seperti bukit Uhud”
  6. Melapangkan Jalan ke Surga dan Menyumbat Jalan ke Neraka
    "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menginfakkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imron:133-134)
    Rasulullah SAW bersabda:
    “Buatlah penghalang antara dirimu dan api neraka walau hanya dangan separuh butir kurma.”
  7. Menjadi Bukti Keimanan
    Di dalam sebuah Hadits Rasulullah bersabda :
    “Sedekah adalah menjadi burhan (bukti).” (HR.Muslim)
    Maksudnya, sedekah adalah bukti keimanan pelakunya.Sesungguhnya orang munafik menolak keberadaan sedekah karena tidak meyakininya. Barangsiapa yang mau bersedekah, maka hal itu menunjukkan kebenaran imannya.
    Rasul SAW juga bersabda:
    “Sifat iman dan kikir tidak akan berkumpul dalam hati seseorang selama-lamanya.”
  8. Membawa Keberuntungan dan Merupakan Pintu Gerbang Semua Kebaikan
    Allah SWT berfirman :
    “Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al Hasyr : 9)
    Dalam ayat lain, Allah juga menegaskan :
    “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menginfakkan sebahagian harta yg kamu cintai, dan apa saja yg kamu infakkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” ( QS. Ali Imran : 92)
  9. Akan Mendapat Naungan di Padang Mahsyar
    Sedekah akan menolong pelakunya dari kesengsaraan dalam perjalanan menuju alam akhirat, Rasulullah SAW bersabda :
    “Setiap orang akan berada dibawah naungan sedekahnya, hingga diputuskannya perkara-perkara diantara manusia”
    Didalam hadits lain Beliau juga bersabda :
    “Naungan seorang mukmin di hari kiamat adalah sedekahnya” (Shahih Ibnu Khuzaimah 4/95)
  10. Pahalanya Akan Mengalir Terus Walaupun Telah Mati
    Rasul SAW bersabda :
    “Pahala amalan dan kebaikan yang bakal menghampiri seorang mukmin sepeninggalnya—Beliau menyebutkan diantaranya--, (yakni)musyaf yang ia tinggalkan, masjid yang ia bangun, rumah untuk orang yang dalam perjalanan yang ia bangun, sungai yang ia alirkan, atau sedekah yang ia keluarkan dari hartanya dikala sehat dan hidupnya, maka ia akan bakal menghampirinya sepeninggalnya.”
Sumber : http://motivational-stories-example.blogspot.com/2012/09/10-keutamaan-dan-manfaat-sedekah.html

Minggu, 01 Desember 2013

Budaya Antri

Budaya antri sejak dini - Di lingkungan Kita masing-masing sering dilihat orang-orang saling mendahului antara satu dengan yang lainnya. Meskipun sudah ada peringatan untuk antri, mereka tetap ngotot untuk menyerobot ke depan. Tujuannya tidak lain agar dapat giliran lebih dulu walaupun datang kemudian.
Antri diartikan sebagai sifat untuk menunggu giliran atau kesempatan berkaitan dengan pelayanan umum. Di jalan raya misalnya. Untuk memasuki penyempitan jalan atau jembatan harus bergiliran satu persatu. Orang yang tidak sabaran atau kurangnya kesadaran antri segera menyelinap ke samping kiri atau kanan dengan tiba-tiba. Tindakan ini sangat berbahaya bagi dirinya maupun orang lain.
Bagaimana antri di tempat pelayanan umum, misalnya pembelian tiket kendaraan? Pada saat  menjelang dan setelah lebaran pemandangan ini tidak asing lagi. Orang-orang berjubel antri membeli tiket di stasiun dan terminal untuk mudik dan balik lebaran. Ketidaksabaran orang untuk antri semata-mata karena takut kehabisan tiket.
Untuk menerapkan budaya antri, pelayanan umum seperti rumah sakit dan bank memang sudah menggunakan tiket antri. Kalau sudah kebagian tiket antri mau tak mau harus menurutinya. Jika tidak mau antri tidak akan dilayani.
Budaya antri berkaitan dengan kesabaran dan kesadaran seseorang. Nah, zaman seperti sekarang ini kesabaran dan kesadaran itu bisa terpinggirkan. Kesulitan ekonomi dan persoalan-persoalan yang dihadapi sehari-hari boleh jadi membuat orang tidak sabar. Ketidaksabaran bisa jadi membuat orang tidak mau antri. Wah, gawat! Jangan heran jika ada yang pingsan ketika ada pembagian jatah reski, tak mau antri dan saling berdesakan untuk saling mendahului.
Untuk melatih budaya antri sejak dini dimulai dari lingkungan keluarga. Orang tua membiasakan anak untuk sabar menunggu giliran. Misalnya, untuk mandi di rumah tidak mungkin sekaligus karena terbatas kamar mandi. Disinilah kesempatan untuk mengarahkan anak supaya terbiasa antri. Jadikanlah keluarga Indonesia tempat untuk memulai budaya antri sejak awal.